Ketika rezim orde baru bercokol di negeri ini selama 32
tahun, pemerintah kala itu berupaya untuk mengganjal pergerakan mahasiswa
melalui sebuah system yang dibuat dan diberlakukan ke seluruh sisi kampus.
NKKBK namanya, secara singkat itu adalah sebuah peraturan yang melarang
mahasiswa untuk melakukan pergerakan perubahan mengawali kebijakan pemerintah.
Tidak boleh mahasiswa mengkritisi pemerintah, tugas mahasiswa saat itu hanyalah
belajar dan belajar. Walaupun dengan adanya peraturan tersebut membuat
mahasiswa yang cinta akan pergerakan tidak mati kutu kehabisan bensin lalu
mogok berhenti sama sekali, melainkan semangat pergerakan perubahan itu terus
bergulir membara dalam diri mahasiswa. Namun tak sedikit pula teman2 mahasiswa
saat itu lahir sebagai produk hasil didikan orde baru yang ke kampus hanya
belajar dan pacaran sebagai kegiatan utama lainnya selain belajar. Hampir saja
mahasiswa lupa kala itu bahwa mereka bukan hanya hidup untuk diri mereka, tapi
mereka itu hidup untuk masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Apalagi
sebagian besar biaya kuliah mahasiswa diambil dari dana APBN yang notabenenya
adalah uang rakyat, secara tidak langsung. Jadi mau gak mau suka tidak suka
kita sebagai mahasiswa memiliki tanggung jawab social yang besar selain
tanggung jawab pribadi-pribadi kita.
Tulang punggung perubahan itu ada di tangan pemuda,
khususnya mahasiswa disini karena mahasiswa secara strata social diyakini
setiap orang dapat dipercaya dan memiliki capital intelektual dan social lebih
baik dibandingkan dengan cluster pemuda lainnya yang tak bergelar mahasiswa.
Kurang tepat rasanya jika kita sebagai mahasiswa hanya memiliki cita-cita yang
orientasinya terlalu egosentris, belajar yang baik, dapat gelar cum laude,
lulus cepat dengan segudang prestasi akademik, lalu cari kerja, nikah, punya
anak, ingin punya rumah yang besar dan bagus, lalu di kala tua hidup dengan
nyaman tanpa gangguan. Egois sekali rasanya kalo kita memiliki cita-cita seperti
itu tanpa punya cita-cita untuk bisa berkontribusi bagi proses perbaikan nasib
bangsa ini, tanpa berpikir untuk bisa hidup bermanfaat bagi masyarakat
Indonesia secara luas. Tidak salah memang, tapi kurang tepat untuk kondisi
negara kita saat ini yang sedang carut marut, bangsa ini butuh bahan bakar dan
bahan bakar itu ada dalam diri mahasiswa. Percayalah bahwasanya proyek
kebangkitan bangsa ini akan dipelopori oleh kaum intelektual mahasiswa,seperti
sejarah yang terus berulang dari masa ke masa!
Lalu, apa sih sebenarnya peran mahasiswa dalam membangun
proyek kebangkita bangsa ini?? Apakah hanya sekedar teriak-teriak di jalanan,
mengagung2kan TUGU RAKYAT?? Atau hanya sekedar belajar di kampus mendengarkan
dosen dan searching pasangan hidup, pacaran gonta-ganti pacar??? Cuek atau
hanya sekedar sok tahu?? Baiklah, peran mahasiswa sebaiknya dalam membangun
proyek kebangkitan bangsa adalah mengisi pembangunan, melakukan social control
terhadap kebijakan pemerintah, dan melakukan pengabdian pada masyarakat. Mengisi
pembangunan misalnya adalah dengan cara belajar dengn baik di kampus, ikut
lomba sana-sini, buat suatu penelitian atau temuan2 baru yang dapat menjawab
permasalahan yang ada. Mengisi pembangunan dengan intellectual capital yang
mahasiswa seharusnya miliki. Kedua, melakukan social control terhadap segala
kebijakan pemerintah. Lantas buat apa kita susah payah dan kadang ada yang
mengatakan kita ini sok tahu terhadap permasalahan bangsa, seakan2 kita hanya
membeo, mengaung2 di jalanan tuntut sana tuntut sini. Mahasiswa adalah salah
satu kelompok elit dalam masyarakat yang masih memiliki idealisme yang tinggi.
Kalau kita hanya diam saja menjadi penonton sejati atas segala kebijakan
pemerintah yang sering merugikan rakyat dan hanya menjadi boneka hiasan. Pertanyaannya
adalah apa bedanya kita dengan seorang anak-anak??? Bukankah kita sudah dewasa
yang tahu mana yang benar dan mana yang salah secara normative?? Maka dari itu
tugas mengawali kebijakan pemerintah adalah PR kita bersama selagi kita masih
berjaskan almamater kita tercinta ini. Lalu yang ketiga adalah melakukan
pengabdian yang rutin dan massif kepada masyarakat luas. Penyuluhan-penyuluhan
telah banyak digalakkan di desa-desa lingkar kampus bahkan desa di seluruh
pelosok di Indonesia. Dulu mungkin ada namanya BIMAS, Bimbingan Masyarakat.
Pembinaan berkelanjutan masyarakat dalam bertani, bernelayan, menjaga kesehatan
oleh mahasiswa.Sekarang kita sudah punya banyak program terkait pengabdian
masyarakat, ada BINA DESA misalnya. Masyarakat membutuhkan uluran tangan dari
kita, teman! Siapkah kita??! InsyaAllah jika Allah masih memberikan kesempatan
untuk bernafas.
Dengan memahami secara bijak akan ketiga peran mahasiswa,
kebangkitan bangsa ini tak akan lama lagi kita raih. Mengisi pembangunan,
melakukan control social terhadap kebijakan pemerintah, dan pengabdian
masyarakat adalah peran-peran mahasiswa unggulan yang dibutuhkan dengan segera
saat ini. Kita sebagai mahasiswa harus dapat memerankannya secara proporsional,
adil, arif dan bijak tanpa hanya mengambil satu peran saja dan menggugurkan
peran2 lainnya.
No comments:
Post a Comment