Dengan
pengoptimalan pikiran, kita dapat mengendalikan perasaan dan juga
kehidupan ke
arah yang kita inginkan. Dengan pikiran kita dapat mengubah
perasaan
sedih menjadi perasaan senang, takut menjadi berani, minder
menjadi
percaya diri, pesimis menjadi optimis, atau bosan menjadi penuh
gairah. Maka
tidak salah bila seorang filsuf, Marcus Aurelius, memiliki
pandangan
bahwa "Hidup kita ditentukan oleh pikiran".
Kalau
berpikir tentang hal-hal menyenangkan, maka kita akan menjadi
senang. Jika
memikirkan hal-hal menyedihkan, kita akan sedih. Begitu
pula bila
berpikir soal hal-hal menakutkan kita akan menjadi takut.
Rasanya memang sulit dipercaya. Namun,
itulah adanya. Stanley
R. Welty,
Presiden Wooster Brush Company,
berpendapat, "Pada saat keluar rumah di
pagi hari, kita sendirilah yang
menentukan apakah hari itu akan jadi
baik atau
buruk, karena tergantung bagaimana kita menjalankan pikiran
kita. Dapat
tidaknya kita menikmati hari itu sangat tergantung pada cara
kita
berpikir."
Kalau merasa
kantung kita menipis, lalu mengeluh seakan-akan kita orang
paling sial,
bisa jadi hari itu menjadi hari paling membosankan. Tapi
bila kita
bangun pagi, memandang keluar jendela dan melihat bagaimana
burung-burung
bersiul menyambut pagi sambil merasakan kesejukan embun,
tanpa
mempedulikan kantung yang semakin kempis, mungkin kita akan
mendapati
hari itu sebagai hari baik. Bagaimana pun cuaca hari itu,
bagaimana pun beratnya masalah yang
dipikul hari itu, pikiranlah yang
menentukan kehidupan kita. Yang kita
pikirkan ketika itu, itulah hidup
kita.
Yang bisa
dilakukan adalah mengendalikan pikiran. Jangan biarkan pikiran
kita membuat
perasaan menjadi tidak enak. Senantiasa persepsikan
kenyataan
secara positif.
"Bila perlu berusahalah tersenyum dalam
menghadapi situasi sesulit apa
pun. Ada
saat-saat di mana kita harus pasrah dan tertawa. Humor dalam
hidup ini
sangat penting. Jangan lupa bahwa hal-hal sederhana ini dapat
membantu
Anda mempertahankan perspektif," kata Dale Carnegie, pendiri
Dale
Carnegie & Associates.
Bila dalam
kesedihan kita mencoba tersenyum, sebenarnya kita tengah
mencoba melepaskan diri dari perasaan
sedih itu. Saat itu kita tengah
menetralkan perasaan negatif di dalam
diri. Hal ini sangat baik dan bisa
membantu
agar kita tidak terlalu larut dalam duka.
Demikian
pula ketika tengah dihadapkan pada masalah-masalah berat,
senyum kita
sedikit banyak akan membantu melepaskan ketegangan.
Selanjutnya,
biarkan diri relaks, pandang kenyataan di hadapan kita
secara
positif, karena dengan begitu kita bisa mengambil hikmah dari apa
yang tengah
dihadapi. Lalu pikirkan hal-hal yang dapat mengembalikan
kegembiraan
kita.
"Kalau ada masalah, relakslah. Santai saja.
Pikirkan saja apa yang akan
Anda lakukan
selanjutnya, dan apa tindakan Anda untuk itu," kata Welty.
Memang, ada
banyak hal yang menyakitkan, yang membuat kita cemas atau
kesal. Namun
jangan larutkan diri di dalamnya. Jangan biarkan masalah
apa pun
membuat kita patah semangat. Berpikirlah pada hal-hal positif
yang bisa
dilakukan. Biarkan semua masalah berlalu tanpa meninggalkan
luka fatal.
Dengan
begitu kita akan menjadi orang tangguh yang tak mudah jatuh.
Pikiran kita
menjadi terbiasa untuk selalu positif, dan kita akan lebih
mudah
mencapai cita-cita. Bukan cuma itu, pikiran positif serta
kepercayaan
diri kita akan menarik orang lain bergabung dengan kita.
Mereka tidak
akan membiarkan kita berjalan sendiri menghadapi semua
masalah.
Malah dengan senang hati akan menemani dan membantu kita
melewati
semua kesulitan. Dan yang lebih penting, hidup kita akan
menjadi lebih menyenangkan
No comments:
Post a Comment